Pernikahan Beda Agama: Toleransi atau Singkretisme?

Rahmatullah - Akhir-akhir ini media di ramaikan dengan berita pernikahan salah satu staff khusus Presiden yang memiliki latar belakang agama yang berbeda.

Ini tentu akan memunculkan berbagai macam argumen masyarakat yang ujung-ujungnya menilai jelek Islam yang disebut-sebutkan sebagai agama intoleren.

Islam sendiri sangat jelas melarang umatnya untuk menikah beda agama, hal ini sesuai dengan Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 221.

"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik”.

Toleransi itu bentuk menghormati agama lain, bukan mencampuradukan.

Sinkretisme itu mencampuradukkan antara ajaran atau bentuk peribadatan satu agama dengan agama yang lain.

Jangan pulak sebut istilah "Perbedaan itu menyatukan, bukan memisahkan."

Dikiranya Minyak sama Air itu sama. Minum pake minyak, tapi goreng-menggoreng pake air.

Jadi nikah beda agama itu bukan Toleransi tapi Singkretisme.

Agama mana yang mendukung pernikahan beda agama?

Paling mereka yang berpaham SIPILIS, menganggap diri paling modern, paling open minded, padahal sejatinya mereka mengikuti cara berfikir orang barat yang menjunjung tinggi nilai kebebasan.

Katanya urusan nikah itu soal perasaan, soal rasa jangan bawa-bawa agama. (tapi mereka nikah minta persetujuan dari agama)

Jangan dikit-dikit ucap Toleransi, kalau tak paham maknanya, ujung-ujungnya malah kebablasan.

Itulah perlunya keseimbangan AKAL dengan IMAN agar tak KONSLET.